welcome home

yth. semua rekan

     Selamat datang, kami mendapat kehormatan ketika rekan2 masuk dan melihat blog ini,  didalam dunia dimana semua orang  berbicara tentang keinginan mereka untuk meningkatkan  berbagai aspek  dalam hidup mereka (dimana kebanyakan dari mereka tetap dalam rutinitas hidup mereka), dan rekan2 adalah seorang yang jarang ada, karna rekan2  mengambil tindakan!
     
Tujuan kami adalah menyediakan informasi dan ketrampilan yang akan secara signifikan meningkatkan kualitas hidup anda.
     Agar bisa memanfaatkan waktu secara maksimal, anda harus memutuskan 3 hal ini : 1. menyerap informasi penting yang disampaikan , 2. memberdayakan kemampuan anda sendiri untuk menciptakan perubahan  dalam semua aspek hidup anda melalui usaha yg penuh disiplin, 3. selalu menikmati diri!
     Ambil keputusan sekarang juga untuk membuat diri anda berdaya serta bertanggung jawab untuk pencapaian maksimum, ingat sumber dan segala alat bantu  tidak akan menciptakan perubahan--- anda yang melakukan perubahan tersebut.


hormat saya,


masters of change

Selasa, 25 November 2008

Si Pelari Yang Menyerah

Setiap sore seorang pelari selalu latihan berlari. Biasanya, dia berlari mengelilingi sebuah lapangan yang luas tanpa berhenti sebanyak lima keliling. Nah, karena lapangannya luas sekali, jadi dia membutuhkan waktu satu jam untuk menyelesaikan lima keliling tadi. Suatu hari, ada seorang tua yang menantang pelari tadi. Orang tua tadi bertanya kepadanya, "anak muda, bisakah kamu menyelesaikan lima keliling tidak lebih dari 30 menit?" Si pelari tadi ragu karena selama ini dia selalu membutuhkan waktu satu jam. Dia mulai berpikir, mengira-ngira apakah dia sanggup atau tidak.

Sayang ia melakukan hal yang sia-sia, padahal jelas bahwa pertanyaan orang tua tadi tidak bisa dijawab dengan berpikir. Tetapi harus dengan tindakan! Tidak bisa dikira-kira tetapi harus dicoba! Lama dia berpikir, sampai-sampai berita tentang tantangan orang tua tadi sudah tersebar ke seluruh desanya. Menjelang sore, anak-anak dan pemuda sudah ramai berkumpul, ingin melihat langsung. Dikelilingi orang ramai, si pelari malah menjadi bingung. Ia takut kalau ia menjawab 'bisa', dan ternyata nantinya dia tidak bisa, tentu dia mendapat malu di depan banyak orang. Ia bingung. Akhirnya, si perlari tadi menyerah, ia mengambil kesimpulan bahwa ia memang tidak bisa melakukannya karena toh selama ini juga belum pernah ada orang yang bisa berlari secepat itu.
Orang tua tadi menang, dan si pelari kalah tanpa berlari. Sayang, si pelari tadi melakukan dua kesalahan. Yang pertama, ia menyerah begitu saja, tanpa pernah mencobanya. Ia menyerah begitu saja, tanpa berkeringat sedikit pun. Karena ketidakyakinannya akan dirinya sendiri, semudah itu dia menyerah. Ketika terbersit pikiran bahwa dia tidak bisa, ketika itulah dia mulai kalah.
Kedua, ia menyimpulkan tidak bisa hanya karena belum pernah ada orang lain yang melakukannya. Ia lupa bahwa di dunia ini selalu ada orang pertama yang melakukan suatu hal. Pasti ada orang yang pertama kali berhasil mendaki gunung tertinggi di dunia. Pasti ada orang pertama yang bisa menyelam 20 meter tanpa alat bantu. Pasti ada orang yang pertama kali menginjak kaki di bulan. Pasti ada orang pertama untuk semua hal yang ada. Dan hanya karena belum pernah ada orang yang melakukannya, ia mengambil kesimpulan ia tidak bisa. Padahal, mungkin kesempatannya untuk menjadi yang pelari pertama yang hanya membutuhkan 30 menit untuk lima putaran sangat terbuka lebar. Sayang, kesempatan itu hilang karena keyakinannya akan ketidakbisaannya.

Tidak ada komentar: